Article Detail
Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah…penuh nanah
Seperti udara…kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas…ibu…ibu….
Lirik lagu Iwan Falas yang berjudul Ibu ini jadi teringat akan perjuangan ibu yang begitu banyak. Ibu itu memang segalanya, ia memiliki peranan yang begitu besar dalam hidup kita. Dari mulai ia harus membawa-bawa kita di dalam perutnya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya, lalu mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan kita, sampai mendidik kita hingga menjadi anak-anak yang sukses. Ya, karena peranan ibu yang begitu besar itulah hampir di seluruh penjuru dunia memiliki Mother’s day atau Hari Ibu versinya masing-masing. Di Indonesia sendiri, hari Ibu itu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mengapa harus diperingati pada tanggal 22 Desember? Bagaimana dengan negara lain? Apakah sama juga tanggal 22 Desember? Kali ini, djamandoeloe.com akan menceritakan sejarah mengenai hari Ibu yang ada di Indonesia dan juga di beberapa negara lainnya. Karena ternyata tidak semua negara merayakan hari Ibu di tanggal yang sama.Kalau di Indonesia, peringatan ini berawal dari sumpah pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928. Hal tersebut membakar semangat pergerakan wanita Indonesia untuk menyelenggarakan kongres perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta. Kongres tersebut dilakukan pada 22 Desember 1928 di Gedung Mandala Wanitatama yang terletak di Jalan Letjend Adi Sutjipto atau lebih dikenal sebagai Jalan Solo. Pada dasarnya kongres itu bertujuan kepada peranan wanita pada saat itu, yakni bahwa perempuan bukan hanya sebagai makhluk cantik yang cuman bisa duduk manis namun mampu mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Kongres ini berhasil membentuk badan federasi organisasi wanita yang mandiri dengan nama “Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia” disingkat PPPI.
Meskipun sudah terbentuk PPPI, kala itu tanggal 22 Desember belum ditetapkan sebagai Hari Ibu. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu baru ditetapkan pada saat kongres wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada 22 Desember 1938. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi. Dan pada tahun 1946 PPPI berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), nama tersebut dipakai hingga sekarang.
Mengingat betapa pentingnya hari tersebut dan juga peranan wanita sebagai ibu yang begitu besar maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional. Begitulah Sobat Djadoel kurang lebih sejarahnya Hari Ibu di Indonesia. Kalau di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain seperti India, Australia, Jepang, Irlandia, Denmark, Jerman, dan Turki, mereka memperingati Hari Ibunya setiap hari Minggu yang jatuh pada minggu kedua di bulan Mei. Jadi, misalnya di tahun 2012 hari Ibunya dirayakan pada tanggal 13 Mei, kemudian nanti di tahun 2013 dirayakannya pada tanggal 12 Mei.
Sejarah minggu kedua di bulan Mei itu dimulai di Amerika Serikat. Ide tersebut tercipta sekitar satu abad yang lalu saat seorang perempuan bernama Anna Marie Jarvis berupaya menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Ia menulis proklamasi Hari Ibu sebagai panggilan untuk perdamaian. Ia terinspirasi dari aktivis sosial bernama Julia Ward Howe yang pada tahun 1870 mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. Anna yang ditinggal wafat oleh Ibunya pada 9 Mei 1905, mencurahkan waktunya untuk memperingati segala jasa yang telah dilakukan Ibunya semasa hidup. Ibunya merupakan seorang pejuang wanita yang dapat menginspirasi banyak orang kala itu. Ia aktif sebagai advokat liburan dan bergabung dengan kampanya untuk perdamaian dunia. Ia juga aktif mengampanyekan keselamatan dan kesehatan pekerja sejak perang saudara berakhir.
Pada tahun 1907 minggu kedua di bulan Mei, Anna menebarkan 500 bunga anyelir putih di St. Andrew Gereja Episkopal Metodis, Grafton, West Virginia untuk memperingati kematian Ibunya. Setiap Ibu yang hadir di gereja tersebut ia berikan satu bunga anyelir putih. Sejak saat itu mulai banyak yang ikut memperingatinya dan kemudian pada tahun 1908, perayaan ini mulai diketahui banyak orang. Presiden Amerika, Woodrow Wilson pun akhirnya menyatakan bahwa Minggu kedua bulan Mei adalah Hari Ibu yang patut dihormati dan dirayakan untuk menghargai jasa seorang Ibu. Ia pun meresmikan Hari Ibu itu pada tahun 1910 di mana semua warganya diliburkan untuk memperingatinya. Dan mulai diproklamasikan kepada seluruh warganya pada 8 Mei 1914.Lalu, di Thailand, hari Ibu diperingati setiap tanggal 12 Agustus. Sebenarnya tanggal 12 Agustus diperingati sebagai penghormatan atas hari kelahiran Ratu Sirikit. Pada hari itu, seluruh rakyat Thailand menaikkan bendera dan menghiasi rumah mereka dengan foto sang Ratu sebagai ungkapan kesetiaan terhadap beliau. Akan tetapi, pada tanggal tersebut rakyat Thailand juga merayakannya sebagai ungkapan penghormatan terhadap orang tua mereka, khususnya Ibu. Pagi harinya, orang-orang memberikan sedekah kepada para biksu. Selain itu, mereka juga bersujud di kaki Ibunya masing-masing sebagai tanda penghormatan. Sedangkan di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, hari Ibu atau hari perempuan internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret. Peringatan tersebut karena pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronos dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani Kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Hari Ibu jatuh pada bulan Maret.Di Meksiko, hari penting untuk Ibu jatuh pada tanggal 10 Mei. Hari itu dirayakan oleh masyarakat di kuil Virgin of Guadalupe di mana ada orkestra yang memainkan Las Mananitas dari the Virgin. Virgin di sini adalah simbol seorang Ibu. Negara ini memiliki tradisi menyediakan sarapan pagi untuk semua Ibu pada tanggal 10 Mei. Peristiwa tersebut dijuluki ‘tamale’ dan ‘atole’. Mereka juga memberikan bunga dan hadiah kepada Ibu mereka. Anak yang lebih tua atau sudah bekerja memberikan hadiak yang mahal untuk Ibu mereka, sedangkan anak-anak yang lebih muda berusaha membuat Ibu mereka bahagia dengan cara memberiakan hadian buatan tangan sendiri.Itulah sebagian tanggal-tanggal hari Ibu beserta sejarahnya di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Mungkin masih banyak negara lain yang belum diceritakan. Namun, yang pasti untuk menghormati semua jasa ibu kita tidak harus menunggu datangnya hari Ibu. Cintailah ibu kita, hormatilah mereka, bahagiakanlah mereka kapan pun itu, sebagaimana cinta mereka kepada kita yang tak terhingga. Akan tetapi, Hari Ibu ada untuk diperingati sebagai tanda penghormatan akan peran mereka yang begitu besar baik dalam keluarganya maupun terhadap lingkungan sosialnya.
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah…penuh nanah
Seperti udara…kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas…ibu…ibu….
Lirik lagu Iwan Falas yang berjudul Ibu ini jadi teringat akan perjuangan ibu yang begitu banyak. Ibu itu memang segalanya, ia memiliki peranan yang begitu besar dalam hidup kita. Dari mulai ia harus membawa-bawa kita di dalam perutnya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya, lalu mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan kita, sampai mendidik kita hingga menjadi anak-anak yang sukses. Ya, karena peranan ibu yang begitu besar itulah hampir di seluruh penjuru dunia memiliki Mother’s day atau Hari Ibu versinya masing-masing. Di Indonesia sendiri, hari Ibu itu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mengapa harus diperingati pada tanggal 22 Desember? Bagaimana dengan negara lain? Apakah sama juga tanggal 22 Desember? Kali ini, djamandoeloe.com akan menceritakan sejarah mengenai hari Ibu yang ada di Indonesia dan juga di beberapa negara lainnya. Karena ternyata tidak semua negara merayakan hari Ibu di tanggal yang sama.Kalau di Indonesia, peringatan ini berawal dari sumpah pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928. Hal tersebut membakar semangat pergerakan wanita Indonesia untuk menyelenggarakan kongres perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta. Kongres tersebut dilakukan pada 22 Desember 1928 di Gedung Mandala Wanitatama yang terletak di Jalan Letjend Adi Sutjipto atau lebih dikenal sebagai Jalan Solo. Pada dasarnya kongres itu bertujuan kepada peranan wanita pada saat itu, yakni bahwa perempuan bukan hanya sebagai makhluk cantik yang cuman bisa duduk manis namun mampu mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Kongres ini berhasil membentuk badan federasi organisasi wanita yang mandiri dengan nama “Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia” disingkat PPPI.
Meskipun sudah terbentuk PPPI, kala itu tanggal 22 Desember belum ditetapkan sebagai Hari Ibu. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu baru ditetapkan pada saat kongres wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada 22 Desember 1938. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi. Dan pada tahun 1946 PPPI berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), nama tersebut dipakai hingga sekarang.
Mengingat betapa pentingnya hari tersebut dan juga peranan wanita sebagai ibu yang begitu besar maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional. Begitulah Sobat Djadoel kurang lebih sejarahnya Hari Ibu di Indonesia. Kalau di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain seperti India, Australia, Jepang, Irlandia, Denmark, Jerman, dan Turki, mereka memperingati Hari Ibunya setiap hari Minggu yang jatuh pada minggu kedua di bulan Mei. Jadi, misalnya di tahun 2012 hari Ibunya dirayakan pada tanggal 13 Mei, kemudian nanti di tahun 2013 dirayakannya pada tanggal 12 Mei.
Sejarah minggu kedua di bulan Mei itu dimulai di Amerika Serikat. Ide tersebut tercipta sekitar satu abad yang lalu saat seorang perempuan bernama Anna Marie Jarvis berupaya menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Ia menulis proklamasi Hari Ibu sebagai panggilan untuk perdamaian. Ia terinspirasi dari aktivis sosial bernama Julia Ward Howe yang pada tahun 1870 mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. Anna yang ditinggal wafat oleh Ibunya pada 9 Mei 1905, mencurahkan waktunya untuk memperingati segala jasa yang telah dilakukan Ibunya semasa hidup. Ibunya merupakan seorang pejuang wanita yang dapat menginspirasi banyak orang kala itu. Ia aktif sebagai advokat liburan dan bergabung dengan kampanya untuk perdamaian dunia. Ia juga aktif mengampanyekan keselamatan dan kesehatan pekerja sejak perang saudara berakhir.
Pada tahun 1907 minggu kedua di bulan Mei, Anna menebarkan 500 bunga anyelir putih di St. Andrew Gereja Episkopal Metodis, Grafton, West Virginia untuk memperingati kematian Ibunya. Setiap Ibu yang hadir di gereja tersebut ia berikan satu bunga anyelir putih. Sejak saat itu mulai banyak yang ikut memperingatinya dan kemudian pada tahun 1908, perayaan ini mulai diketahui banyak orang. Presiden Amerika, Woodrow Wilson pun akhirnya menyatakan bahwa Minggu kedua bulan Mei adalah Hari Ibu yang patut dihormati dan dirayakan untuk menghargai jasa seorang Ibu. Ia pun meresmikan Hari Ibu itu pada tahun 1910 di mana semua warganya diliburkan untuk memperingatinya. Dan mulai diproklamasikan kepada seluruh warganya pada 8 Mei 1914.Lalu, di Thailand, hari Ibu diperingati setiap tanggal 12 Agustus. Sebenarnya tanggal 12 Agustus diperingati sebagai penghormatan atas hari kelahiran Ratu Sirikit. Pada hari itu, seluruh rakyat Thailand menaikkan bendera dan menghiasi rumah mereka dengan foto sang Ratu sebagai ungkapan kesetiaan terhadap beliau. Akan tetapi, pada tanggal tersebut rakyat Thailand juga merayakannya sebagai ungkapan penghormatan terhadap orang tua mereka, khususnya Ibu. Pagi harinya, orang-orang memberikan sedekah kepada para biksu. Selain itu, mereka juga bersujud di kaki Ibunya masing-masing sebagai tanda penghormatan. Sedangkan di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, hari Ibu atau hari perempuan internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret. Peringatan tersebut karena pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronos dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani Kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Hari Ibu jatuh pada bulan Maret.Di Meksiko, hari penting untuk Ibu jatuh pada tanggal 10 Mei. Hari itu dirayakan oleh masyarakat di kuil Virgin of Guadalupe di mana ada orkestra yang memainkan Las Mananitas dari the Virgin. Virgin di sini adalah simbol seorang Ibu. Negara ini memiliki tradisi menyediakan sarapan pagi untuk semua Ibu pada tanggal 10 Mei. Peristiwa tersebut dijuluki ‘tamale’ dan ‘atole’. Mereka juga memberikan bunga dan hadiah kepada Ibu mereka. Anak yang lebih tua atau sudah bekerja memberikan hadiak yang mahal untuk Ibu mereka, sedangkan anak-anak yang lebih muda berusaha membuat Ibu mereka bahagia dengan cara memberiakan hadian buatan tangan sendiri.Itulah sebagian tanggal-tanggal hari Ibu beserta sejarahnya di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Mungkin masih banyak negara lain yang belum diceritakan. Namun, yang pasti untuk menghormati semua jasa ibu kita tidak harus menunggu datangnya hari Ibu. Cintailah ibu kita, hormatilah mereka, bahagiakanlah mereka kapan pun itu, sebagaimana cinta mereka kepada kita yang tak terhingga. Akan tetapi, Hari Ibu ada untuk diperingati sebagai tanda penghormatan akan peran mereka yang begitu besar baik dalam keluarganya maupun terhadap lingkungan sosialnya.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment