Article Detail

Misa Rabu Abu 5 Maret 2014

MASA PRAPASKAH 2014
(Kutipan dari Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi.)

124. Prapaskah adalah masa untuk mendengarkan sabda Allah, untuk bertobat, menyiapkan mengenang pembaptisan, untuk berdamai dengan Allah dan sesama, dan lebih lebih mengantar kepada "karya-karya tobat Kristiani:" Doa, puasa dan karya amal(bdk.Mat 6:1-6, 16-18). Kesalehan umat tidak mudah menyerap segi mistik dari Prapaskah, dan tidak menekankan tema atau nilai-nilai besarnya,seperti hubungan antara sakramen 40 hari" dan " sakramen inisiasi Kristiani" atau misteri"eksodus" (=keluaran) yang selalu muncul dalam perjalanan Prapaskah.Kesalehan umat memusatkan perhatian pada misteri-misteri kemanusiaan Kristus, dan selama Masa Prapaskah kaum beriman memberi perhatian besar pada sengsara dan wafat Tuhan.
   
125. Dalam Ritus Romawi, Awal masa tobat 40 hari ditandai dengan simbol abu yang digunakan dalam liturgi. Penggunaan abu ini merupakan peninggalan dari ritus purba, yang menetapkan bahwa para pendosa yang bertobat harus menjalani tobat kanonik. Penaburan atau pengolesan abumerupan simbol kerapuhan dan kefanaan, dan menandakan perlunya manusia ditebus oleh belas kasih Allah. Agar kegiatan ini tidak hanya bersifat lahiriah belaka, Gereja mempertahankan penggunaan abu untuk melambangkan sikap tobat batin kemana semua orang yang sudah dibabptis dipanggil selama masa prapaskah. Kaum beriman yang datang menerima abu hendaknya dibantu untuk memahami makna internal yang tersirat dalam kegiatan ini, yang menyiapkan untuk bertobat dan memperbaharui komitmen Paskah.Kendati merebaknya sekuralitas masyarakat masa kini, kaum beriman Kristiani, selama Prapaskah sungguh sadar akan perlunya mengarahkan hati kepada realitas yang sesungguhnya yang menuntut komitmen Injildan intergritas kehidupan yang lewat penyangkalan barang-barang yang tidak berguna, dialihkan kepada karya-karya kebaikan dan solidaritas dengan kaum miskin dan papa.
Kaum beriman yang jarang menghadiri sakramen rekonsiliasi dan perayaan ekaristi hendaknya sadar akan tradisi tua gerejawi yang berkaitan dengan perintah mengakukan dosa-dosa berat dan menyambut komuni sekurang-kurangnya sekali dalam masa prapaskah, atau lebih baik selama masa paskah.


Saduran dari :Teks Perayaan ekaristi dan lonceng Kebayoran Rabu Abu-Tahun A
        5 Maret 2014
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment